Momen bersejarah terjadi pada Wisuda ke-78 Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) pada Jumat (5/12/2025). Dua generasi dari satu keluarga, ibu dan anak, resmi dikukuhkan sebagai doktor pada hari yang sama. Mereka adalah Dr. Dr. Luh Putu Arsih Karnadi, S.E., Ak., M.Pd., M.AP., Pendiri sekaligus Ketua Yayasan Widya Sentana, serta putrinya Dr. Putu Dina Yuniarini, S.E., S.Psi., Gr., M.Pd., Kepala Sekolah TK Sila Kumara sekaligus Pengelola PKBM Widya Sentana.

Keduanya menyebut kelulusan ini sebagai puncak perjalanan akademik yang penuh tantangan sekaligus berkah yang tak ternilai. Dengan membawa dua generasi dalam satu momentum, wisuda ini menjadi simbol bahwa pendidikan adalah perjuangan yang diwariskan.
“Ini bukan sekadar kelulusan, tetapi hadiah terindah dari Tuhan atas proses dan usaha kami selama bertahun-tahun. Bisa mencapai puncak pendidikan di hari, tanggal, dan kampus yang sama adalah anugerah luar biasa,” ungkap Dr. Luh Putu Arsih.
Sebagai ibu sekaligus pendidik, Arsih menegaskan bahwa pendidikan tinggi bukan hanya tuntutan profesi, melainkan amanah moral untuk berkontribusi lebih luas pada masyarakat. Hal ini juga ia wariskan pada putrinya yang kini memimpin lembaga pembinaan anak usia dini dan pendidikan kesetaraan di bawah PKBM Widya Sentana.
Dr. Dina menuturkan bahwa perjalanannya tidak selalu mulus. Tanggung jawab akademik, pengelolaan lembaga pendidikan, serta peran keluarga kerap membuatnya berada pada titik lelah.
“Ada masa ingin menyerah, tapi kami saling menguatkan. Ibu mengingatkan bahwa ilmu harus sampai ke masyarakat, bukan sekadar gelar,” ujarnya.

Keduanya memiliki pendekatan akademik berbeda yang justru saling melengkapi. Arsih mengandalkan metode kualitatif dan reflektif, sementara Dina lebih cepat menangkap analisis dengan pendekatan kuantitatif dan teknologi.
Momen paling haru terjadi ketika keduanya menjalani sidang terbuka pada hari yang sama. Tanpa kata, keduanya saling menatap usai sidang dan menyadari bahwa perjalanan panjang yang ditempuh tak sia-sia.
“Waktu itu saya hanya berkata dalam hati, Oh God, thank You so much, Your blessings is complete for us,” tutur Arsih.
Sebagai Ketua Yayasan dan pengelola lembaga pendidikan yang aktif, keduanya berkomitmen melanjutkan kontribusi akademik melalui riset, publikasi ilmiah, pengembangan model pembelajaran berbasis budaya daerah, serta program pemberdayaan masyarakat, khususnya di Kabupaten Badung.
Selain menjadi teladan di lingkungan pendidikan formal, keduanya juga menegaskan perhatian besar bagi pendidikan non-formal di Bali melalui PKBM Widya Sentana, yang berfokus pada kesetaraan, keaksaraan, penyetaraan ijazah, dan akses pendidikan untuk semua kalangan.

“Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Pendidikan adalah hak semua orang, termasuk ibu-ibu yang ingin kembali bersekolah. Jika pendidikan dipandang sebagai ruang tumbuh, maka gelar hanyalah bonus, sedangkan manfaatnya bagi sesama adalah tujuan utama,” tegas Dr. Dina.
Momentum wisuda bersama ini memberikan pesan kuat tentang pendidikan lintas generasi, yakni belajar tidak berhenti pada usia, dan pengabdian ilmu harus diteruskan.
“Pendidikan adalah warisan paling berharga yang bisa kami bangun, dan perjuangan yang dijalani bersama terasa jauh lebih bermakna”.